Oleh: Ali Ibrahim
SYIAH, sebuah sekte yang “mengaku” sebagai bagian dari kaum muslimin ini sangat berbahaya untuk Indonesia yang natural, gotong-royong dan Bhineka Tunggal Ika. Kenapa? banyak hal yang melatarbelakanginya. Diantaranya adalah :
Pertama, Syiah merasa menjadi kaum tertindas yang memiliki perasaan untuk membalas dendam lama kepada kaum muslimin yang tak mau menganut ajaran mereka. Jika warga Indonesia 10% saja menganut syiah dan beberapa pengikutnya dapat mengambil jabatan strategis di birokrasi atau pemerintahan maka keadaan negara akan segera menjadi rawan konflik.
Kedua, Syiah adalah aliran yang “bejat”. Jika diturut sampai paling tua, syiah tidak memiliki pendiri. Bahkan Imam Ali bin Abu Thaib r.a. dan para pemimpin yang diangkat syiah tidak ada yang bersedia. Bejat disini adalah kebohongan yang dibuat-buat. Ajaran-ajarannya juga bukan dari Khalifah keempat. Ajaran syiah adalah dari Madzakisme, seorang tokoh besar asal persia lama yang diikuti perilakunya seperti menghalalkan perzinaan dan Syiah memakai ajaran tersebut dengan dalih penghalalan nikah mut’ah.
Ketiga, politik dan dana yang besar. Para kaum syiah sudah berani buka-bukaan perang ideologi di Indonesia. Kejadian Sampang adalah cara politik Syiah untuk mendapat simpatisan dari media dan masyarakat. Ketiak merek diserang langsung mengalihkan isu kebebasan sebagai penutup kesesatan dan penghinaan mereka kepada ajaran Nahdlatul Ulama’ yang menghormati seluruh sahabat Nabi SAW.
Keempat, Perang Suriah dan persenjatan Iran yang mulai dibangun lebih canggih. Iran ditegaskan sebagai negara Islam untuk memberi tabir pada proyek Syiahisasi mereka pada negara-negara Arab. Akan tetapi belum terbukti. Sedangkan di Suriah, pemerintahan Syiah yang kejam bisa dipakai acuan. Bagaimana 10% warga Syiah bisa menguasai negara dan membantai ribuan warga penganut Islam Sunni.
Kelima, kedok persatuan umat muslim adalah salah satu yang digembor-gemborkan di Indonesia. Namun, banyak kalangan menolaknya (NU, Front Pembela Islam dll). Belum lagi proyek mahasiswa gratis kuliah di Universitas Syiah Qum, Iran.
Jadi, syiah yang menjadi ancaman besar Indonesia malah lebih cerdik, lebih kaya dan siap bergerak cepat dalam menguasai Nusantara sekaligus membrangus keidupan damai ala Islam Sunni (selain Syiah). Sekali lagi syiah sudah datang. Cegah atau bersiaplah perang. []
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: