Komjen Pol Saud Usman Nasution Kepala BNPT Pada Seminar di Pembukaan Muktamar II ABI (Ormas Syiah)
Komjen Pol Saud Usman Nasution Kepala BNPT Pada Seminar Pembukaan Muktamar II Ormas Syiah ABI
AntiLiberalNews – Penyedia jasa internet (Internet Service Provider/ISP) bisa dibilang menjadi ujung tombak dalam proses pemblokiran. Hanya saja dalam kasus pemblokiran terbaru yang menyasar sejumlah situs yang dianggap radikal, ada setumpuk kekhawatiran dari para penggiat ISP.
“Yang saya khawatir ke depannya, BNPT akan seenaknya mencap sebuah situs radikal, ujar Irvan Nasrun, pemilik ISP yang juga Kepala Bidang Keamanan Internet Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) seperti dikutip Detik(31/08).
Ini tak cuma terkait Islam, ini juga seperti saat ada orang yang menuliskan yang aneh-aneh tentang presiden,”lanjutnya.
Padahal, Irvan menyarankan, untuk kasus Islami yang dianggap menyebarkan paham radikalisme, sebaiknya Kominfo berkoordinasi dengan Mejelis Ulama Indonesia (MUI) sebelum memutuskan pemblokiran.
“Ini kan situs-situs Islam. Karena pendekatannya beda yang disebut radikal itu apa? Kalau orang yang gak mau hormat sama bendera, apa itu disebut radikal? Mau mendirikan negara apa radikal? Padahal di situs-situs yang diblokir itu juga banyak informasi mengenai dakwah dan hukum Islam,” ungkap Irvan
ISP yang juga merupakan operator besar pun sampai ada mempertanyakan soal keputusan pemblokiran ini.
“Apa benar informasi ini. Banyak yang protes dari ISP, bahkan ada beberapa ISP yang tidak melakukan filtering karena meragukan data-data yang dikeluarkan BNPT. Soalnya dari ketika ditanyakan ke Kominfo, ini cuma dijelaskan ini permintaan BNPT dan tidak tahu alasan detailnya,” Irvan mengungkapkan.
Irvan menceritakan, ia mendapat email permintaan pemblokiran tersebut dari bagian Trust+ Kementerian Kominfo. Email itu ditujukan ke semua ISP, bukan ke APJII, dan tertulis ada 19 website yang perlu diblokir atas permintaan BNPT yang dikirimkan ke Kominfo.
“Nah, cuma sayangnya dari Kominfo tak dikroscek satu-satu. Cuma disebutkan alamatnya URL-nya saja karena dianggap radikal. Tapi radikal yang seperti apa kita juga gak tahu,” pungkas Irvan.
Red : Maulana Mustofa

Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: